Macam-macam Tarian Jawa Tengah
Tarian Jawa di negara Indonesia adalah salah satu budaya yang besar. Sebagai generasi muda mempunyai tanggung jawab untuk melestarikan budaya yang telah diwariskan oleh leluhur supaya budaya tersebut tidak hilang dimakan oleh waktu dan digantikan dengan zaman yang serba modern.
Sekarang ini tari tradisional dikalahkan oleh tari modern dari Korea misalnya yang sekarang ini banyak remaja yang demam dengan Kpop.
Oleh karena itu sebelum tari tradisional dilupakan oleh generasi muda alangkah baiknya kita mempelajari atau sekedar mengetahui tentang tari tradisional yang dimiliki oleh Indonesia.
Ada banyak tarian tradisional di Indonesia dari setiap suku dan daerah mempunyai tari tradisional sendiri-sendiri karena memang Indonesia kaya akan ragam budaya dan suku bangsa tetapi untuk pembahasan kali ini adalah tarian tradisional yang berasal dari pulau Jawa.
Ada banyak jenisnya tarian-tarian tradisional tersebut seperti tari serimpi, tari langen asmara, tari bambang cakil, dan masih banyak tari tradisional lainnya.
Di daerah Jawa Tengah ketika ada acara-acara tertentu yang sakral misalnya pengangkatan kesultanan, acara adat, pernikahan, dan lain-lain pasti menampilkan tarian tradisional yang khas dari daerah masing-masing.
Dari semua tari yang ada di Pulau Jawa berbeda setiap gerakannya dan mengandung arti. Sebagai masyarakat Indonesia khususnya adalah orang Jawa sudah sepantasnya tahu akan adat dan budaya yang dimiliki.
Macam - Macam Tarian Jawa Tengah
Berikut adalah tari-tari yang berasal dari daerah Jawa Tengah, antara lain:
1. Tari Langen Asmara
Tari Langen Asmara berasal dari Surakarta. Tari Langen Asmara merupakan golongan tari yang bergenre pasihan. Dalam filosofi Tari Langen Asmara mengandung kisah percintaan yang tanpa konflik.
Ciri Tari Langen Asmara adalah sepasang kekasih yang memadu kasih bersama dan bersenang-senang. Bentuk sekar dalam tari Langen Asmara banyak dilakukan bersama dan memiliki makna tertentu dari sebuah penggambaran dan maksud tujuan. Tema dan amanat dalam Tari Langen Asmara sangat mudah untuk dimengerti.
2. Tari Serimpi
Kata serimpi mempunyai arti bilangan empat yang dalam bahasa Jawa artinya mimpi. Tarian Jawa Serimpi adalah tarian yang asalnya dari Yogyakarta. Jumlah penari tarian ini ada empat orang wanita dan diiringi dengan gamelan Jawa dalam pementasannya.
Ciri khas dari Tari Serimpi adalah gerakan penari yang lambat dan lemah gemulai. Jumlah Penari menggambarkan sebagai angin (udara), grama (api), bumi (tanah), dan toya (air) yang dimaksudkan sebagai asal dari manusia dan lambing dari penjuru mata angin.
Tari Serimpi juga menggambarkan sisi baik dan buruk dari sifat manusia. Manusia dianjurkan untuk selalu berbuat baik Karena suatu saat nanti manusia akan bertemu dengan Sang Pencipta.
Empat penari wanita tersebut diberi nama Gulu, Dhada, Buncit, dan Batak. Pertama kali Tari Serimpi muncul pada saat masa kerajaan Mataram yang dipimpin oleh Sultan Agung dan tari ini biasa dipentaskan di lingkungan keratin untuk upacara kenaikan tahta sultan.
Ada beberapa macam Tari Serimpi yaitu tari serimpi cina, tari serimpi, padhelori, tari serimpi pistol, tari serimpi merak kasimpir, tari serimpi renggawati, tari serimpi pramugari, dan tari serimpi sangupati.
3. Tari Driasmara
Tarian Jawa Driasmara hampir serupa dengan Tari Langen Asmara tetapi yang menjadi tema dalam percintaan Tari Driasmara adalah Dewi Sekartaji dengan Panji asmara bangun.
Penyusun Tari Driasmara adalah Sunarno Purwolelono dan tarian ini telah eksis sejak tahun 1976. Kata Driasmara berasal dari driya yang maksudnya adalah hati dan kata asmara yang artinya adalah asmara.
Tari Driasmara melambangkan perasaan kita ketika yang sedang dilanda jatuh cinta. Kisah percintaan antara Tari Driasmara Dewi Sekartaji dan Panji Asmara bisa menjadi inspirasi bagi siapapun yang sedang sedang kasmaran.
Dalam Tari Driasmara menggambarkan bermacam-macam dari perasaan yang dimiliki manusia yang terlibat dalam kisah percintaan.
4. Tari Gambyong
Tari Gambyong berasal dari nama salah satu seorang penari jalanan yaitu Gambyong. Gambyong sendiri hidup ketika masa prabu Paku Buwono IV sedang berkuasa yaitu tahun 1788-1820 di Surakarta.
Gambyong dikenal sebagai penari yang sangat cantik dan gerak tari yang dimiliki olehnya sangat indah yang menjadikan Gambyong terkenal di Surakarta.
Sejak saat itulah muncul dengan sebutan Tari Gambyong. Tari Gambyong merupakan tarian masyarakat, yang menjadi khas dari Tari Gambyong adalah dibuka dengan menggunakan gendhing pangkur. Tari Gambyong akan sangat indah apabila sang penari dapat menyeimbangkan antara irama kendang dengan gerakan tari.
Kendang dapat disebut sebagai pemandu gending dan otot tarian maka dari itu sang penari harus dapat menyelaraskan antar keduanya. Instrumen yang digunakan dalam mengiringi tarian jalanan adalah gong dan bonang.
Alat musik untuk mengiringi Tari Gambyong adalah kendang, kenong, gender, penerus kinder, gong, dan kempul dan cara membawanya adalah dengan dipikul oleh penabuh instrumen tersebut.
Para penabuh instrument harus dapat menabuh mengikuti keluwesan Tarian Jawa Gambyong dan dapat memadukan irama gendhing. Maka dari itu penari gambyong tidak dapat dipisahkan dengan pengendang atau penabuh instrument.
5. Tari Bambangan Cakil
Tari Bambangan Cakil merupakan petikan dari drama wayang orang yang berasal dari Jawa Tengah yang ceritanya diambil dari Epos Mahabarata. Tari Bambangan Cakil dapat disebut juga dengan Wireng. Tari Bambangan Cakil ini dipentaskan dengan tanpa menggunakan percakapan sama sekali.
Tari Bambangan Cakil ini menggambarkan tentang pertempuran yang terjadi antara ksatria Pandawa melawan seorang raksasa yakni Cakil. Kata Bambangan sendiri merupakan kata yang digunakan untuk menyebut keluarga dari para ksatria pandawa. Tari Bambangan Cakil biasa digunakan pada saat upacara adat.
Tari Bambangan Cakil terinspirasi dari kisah pewayangan Mahabarata. Pandawa membawakan beragam tari halus yang ditarikan oleh tokoh ksatria yaitu Abimanyu, Sumitra, dan sebagainya.
Peperangan ini berakhir saat Cakil tewas tertusuk keris yang dimilikinya sendiri. Jika bambangan menggunakan tari dengan ragam alusan oleh karena itu cakil dibawakan dengan tari bapang.
Tari Bambangan Cakil menggunakan iringan gending yaitu gending srepegan dan gending ladrang clunthang sampak laras slendro.
Makna yang terkandung dalam Tari Bambangan Cakil hanya dapat dicari dengan melepaskan kisah di awal yang dapat dijadikan sebagai sumber acuan yaitu perang kembangan yang menggambarkan peperangan kejahatan dan kebaikan.
Tari Bambangan Cakil mengandung nilai filosofi tinggi yaitu sifat sombong, jahat, congkak tidak ada gunanya dan terkalahkan oleh sifat yang baik.
Pada bagian akhir Cakil mati karena tertusuk oleh pedangnya sendiri memiliki makna yang sangat dalam yaitu melambangkan bahwa kebenaran yang ada dimuka dunia pasti akan selalu menang.
Perbuatan baik pasti akan menang melawan perbuatan yang jahat. Tari Bambangan Cakil dapat dijadikan sebuah pelajaran yang sangat berharga untuk hidup di dunia agar selalu berbuat baik kepada setiap orang.
Nah, demikianlah beberapa tarian Jawa yang berasal dari Jawa Tengah yang wajib kita jaga dan lindungi.
Posting Komentar untuk "Macam-macam Tarian Jawa Tengah"