Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Seni Wayang, Warisan Kuno yang Masih Dicintai

image by freepik.com

Jika Anda menyebutkan kata wayang, kira - kira apa yang kemudian terlintas di benak Anda? Tentu saja imajinasi sebagian besar orang akan berbeda. Wayang merupakan bentuk kesenian berupa tokoh-tokoh dalam beragam bentuk rekaan berbahan kayu, kulit, dan lain sebagainya.

Tokoh-tokoh rekaan ini kemudian dimainkan oleh seseorang yang disebut sebagai dalang, yang jarang terlihat oleh penonton. 

Ada juga wayang yang tokoh-tokohnya terdiri atas sekumpulan orang, yang biasa disebut sebagai wayang orang. Namun, kesan pertama yang terlintas ketika menyebut wayang biasanya adalah suatu hal yang sangat tradisional.

Lekat dengan Agama

Ya, kesenian wayang merupakan salah satu warisan budaya kuno masa lalu yang masih eksis hingga saat ini. Dalam sejarahnya terlacak bahwa wayang, berasal dari kebudayaan masa lalu yang terkait dengan kegiatan religius manusia pada zaman dahulu.

Ketika itu mereka memainkan wayang sebagai bagian dari pemujaan terhadap dewa dalam kepercayaan animisme. Misalnya untuk menyambut dan merayakan panen, ruwatan, atau kegiatan penebusan dosa, menghindari malapetaka dan sebagainya.

Sejarah kemudian mencatat bahwa wayang mulai menyebar secara lebih cepat sejak abad ke-9 Masehi, meskipun cikal bakal wayang sudah dikenal sejak ribuan tahun sebelum Masehi. Kesenian wayang ini semakin mendapatkan tempat ketika raja-raja di India yang lekat dengan agama Hindu, kemudian mengajarkan kepercayaannya lewat wayang.

Mereka juga menceritakan berbagai nilai-nilai kehidupan melalui kesenian wayang ini. Anda tentu mengenal kisah klasik yang sangat populer yakitu Ramayana dan Mahabarata.

Demikian pula halnya di Indonesia. Penyebaran wayang tidak lepas dari peranan para raja di Jawa, seperti Jayabaya pada abad ke-12 Masehi. 

Wayang semakin dikenal dan makin lekat sebagai budaya Jawa, karena para wali songo yakni para wali penyebar agama Islam di Jawa juga memanfaatkan kesenian wayang dalam mengenalkan nilai-nilai Islam kepada masyarakat.

Wayang Sebagai Seni

Dalam perkembangan berikutnya, lambat laun wayang kemudian mulai dipisahkan dari urusan kepercayaan dan agama. Meskipun masih kental dengan nilai-nilai agama Hindu, namun karena peminatnya berasal dari beragam kalangan, maka wayang pun mampu menembus batas-batas tersebut.

Siapa pun bisa memainkan dan menikmati wayang, tanpa harus terpengaruh oleh batas budaya, adat istiadat atau agama tertentu saja. Mulai dari Jawa Timur, Jawa Tengah sampai Jawa Barat mengenal wayang dengan berbagai karakter dan bentuknya masing-masing.

Masyarakatnya pun kemudian menjadi akrab dengan wayang, karena tak jarang menampilkan kesenian ini dalam berbagai kegiatan, seperti acara sunatan atau acara perkawinan. 

Bahkan, pemerintah pun baik pusat maupun daerah, tak jarang menanggap pagelaran nonton wayang semalam suntuk pada acara-acara peringatan hari besar nasional, misalnya peringan HUT Kemerdekaan 17 Agustus.

Kini, wayang telah menjadi salah satu jenis kesenian yang menjadi kebanggaan negara Indonesia. Meskipun sesungguhnya berasal dari India, namun perkembangannya jauh melebihi daerah asalnya tersebut.

Wayang di Indonesia memiliki cita rasa khas yang sangat berbeda. Tak salah jika badan internasional di bawah naungan PBB yaitu UNESCO, kemudian mengakuinya sebagai salah satu aset budaya dunia.

Banyak Ragam Wayang

Pada awalnya wayang hanya terdiri atas satu jenis cara pertunjukan saja. Namun kemudian, terus berkembang menjadi banyak sekali ragamnya, mungkin di atas 10 jenis dan akan terus bertambah lagi kedepannya. Dulu orang mungkin mengenal wayang purwa lah yang paling mirip dengan aslinya.

Lalu kemudian, masyarakat juga mengenal wayang kulit, wayang golek (Jawa Barat), wayang krucil, wayang beber, wayang gedog, wayang suluh, wayang titi, wayang madya, wayang wahyu, hingga wayang orang.

Dari beragam jenis wayang tersebut mungkin sebagian di antaranya masih asing di telinga kita. Memang yang kemudian paling banyak berkembang adalah wayang kulit, wayang golek dan wayang orang, karena ketiga jenis wayang itulah yang paling sering di ekspos dalam bentuk tanggapan atau tontonan oleh masyarakat.

Pada zaman modern sekarang ini, sejumlah seniman kemudian membuat beragam variasi terhadap wayang. Contohnya adalah wayang suket. Jika dalang pada pertunjukan wayang umumnya tak terlihat oleh penonton, maka pada wayang jenis ini, dalangnya ikut nampang. Temanya pun lebih kontemporer.

Lalu ada lagi yaitu wayang urban. Wayang urban adalah jenis wayang variasi terbaru yang lebih trendi, dinamis, dan menyasar segmen anak muda. 

Lagu yang mengiringinya pun bukan lagi sederetan gamelan melainkan musik anak muda. Perubahan-perubahan ini pada dasarnya menjadi salah satu tanda bahwa wayang masih dicintai oleh masyarakat.

Mas Pujakusuma
Mas Pujakusuma "Visi Tanpa Eksekusi Adalah Halusinasi" - Thomas Alva Edison

Posting Komentar untuk " Seni Wayang, Warisan Kuno yang Masih Dicintai"