Bentuk-Bentuk Interaksi Sosial
Kita semua pasti mengetahui bahwa manusia adalah makhluk sosial. Dalam hidupnya manusia membutuhkan kasih sayang, perhatian, pengawasan, kepuasan, dan lain sebagainya. Untuk mendapatkan kebutuhan tersebut manusia membutuhkan interaksi yaitu suatu proses sosial.
Adapun bentuk-bentuk interaksi sosial berupa; hubungan timbal balik antara individu dengan individu lainnya, antara kelompok dengan kelompok, dan antara individu dengan kelompok yang terdapat dalam masyarakatnya.
Interaksi Antara Individu dengan Individu
Tingkah laku atau tindakan seseorang akan mendapatkan respon, reaksi atau tanggapan dari apa yang diterimanya. Bentuk interaksi terhadap individu bisa berupa senyuman, saling menegur, berbincang - bincang, marah, mencium dan sebagainya.
Respon yang didapat juga bisa bermacam-macam tergantung stimulus seperti apa yang telah diberikan. Contohnya ketika Beti jatuh cinta, maka dia akan melakukan interaksi yang hangat ketika bertemu dengan pasangannya.
Senyuman, seikat bunga, dan sebagainya akan dia ungkapkan. Beti akan mendapatkan respon yang sama, pasangannya pun akan lebih memperhatikan Beti. Respon bisa aktif maupun pasif.
Interaksi Antara Kelompok dengan Kelompok
Interaksi kelompok dengan kelompok adalah interaksi individu dalam suatu kelompok sebagai satu kesatuan dan bagian dari dirinya dengan kepentingan kelompok lain.
Contohnya perwakilan delegasi sebuah negara menghadiri pertemuan dengan delegasi negara-negara lain dalam rangka mencari solusi mengenai isu lingkungan hidup. Dalam hal ini delegasi datang bukan sebagai dirinya sendiri, namun mewakili negaranya.
Interaksi Individu dengan Kelompok
Interaksi individu dengan kelompok adalah interaksi individu sebagai individu dengan kepentingan kelompok, misalnya dosen yang sedang memberi kuliah di dalam kelas.
Faktor yang Mempengaruhi Interaksi Sosial
Interaksi sosial biasanya didasari atas berbagai faktor, diantaranya:
1. Imitasi
Proses imitasi adalah proses peniruan. Seorang individu pertama kali melakukan imitasi adalah pada waktu masih kecil yakni di dalam lingkungan keluarga. Seorang anak biasanya akan menirukan tindakan orang tua mereka, seperti cara bicara, cara makan, cara berpakaian, dan sebagainya.
Berikutnya, adalah proses imitasi di lingkungan luar, yaitu diluar lingkungan keluarga. Dalam hal ini adalah lingkungan sekitar atau masyarakat.
Proses imitasi bisa karena beberapa kemungkinan. Semakin kompleks suatu masyarakat dan tingginya interaksi maka akan mengakibatkan dorongan proses imitasi pada masyarakat.
Proses imitasi bisa karena rasa tertarik, kagum kepada seseorang yang akhirnya individu melakukan peniruan. Imitasi bisa mengarah pada hal-hal yang bersifat negatif dan positif. Agar tidak terjadi dampak dan efek negatif maka perlu ditanamkan norma dan aturan di masyarakat.
2. Identifikasi
Proses identifikasi sama dengan proses pada imitasi, namun pada proses identifikasi ini bukan hanya peniruan fisik dan kelakuan, tapi bisa sampai proses kejiwaan. Bagaimana kemudian seseorang merasa sudah menganggap dirinya sama seperti sosok yang diidolakannya.
Contohnya seorang individu mengidolakan seorang penyanyi terkenal. Ia melakukan proses imitasi sampai dengan pengidentifikasian dirinya sama dengan sang artis. Seorang anak yang dekat dengan salah satu orang tuanya, suka mengidentifikasikan dirinya menjadi sama dengan yang diidolakannya
3. Sugesti
Sugesti merupakan sebuah rangsangan atau stimulus yang diberikan oleh seseorang sehingga orang yang diberi sugesti tersebut akan menuruti dan mengikuti apa yang dia kehendaki. Bentuk sugesti bisa bermacam – macam, misalnya saran, pendapat, atau pertanyaan.
Sugesti bisa dilakukan dari individu kepada individu yang lain, dari individu ke kelompok, dan dari satu kelompok ke kelompok lainnya. Sugesti bisa juga karena dipengaruhi oleh iklan-iklan di televisi, majalah, dan sebagainya. Perlu diketahui bahwa sugesti cenderung bersifat irasional.
4. Motivasi
Motivasi hampir mirip dengan sugesti, namun motivasi lebih cenderung positif, saran, atau stimulus yang diberikan dilakukan secara kritis, rasional, dan penuh dengan tanggung jawab.
5. Simpati
Simpati adalah proses kejiwaan, di mana seorang individu merasa tertarik dengan seseorang atau sekelompok orang karena sikap, penampilan, perbuatan, dan wibawanya. Perasaan simpati dari seorang laki - laki kepada seorang wanita tidak akan menutup kemungkinan benih-benih cinta bersemi.
6. Empati
Empati mirip dengan simpati. Akan tetapi bukan hanya perasaan kejiwaannya saja, empati dibarengi dengan respon tubuh. Misalnya jika orang tua kawan meninggal dunia maka duka yang mendalam ikut dirasakan, sama-sama merasa kehilangan.
Demikianlah penjelasan singkat tentang Bentuk-Bentuk Interaksi Sosial, semoga berguna dan bermanfaat untuk kita semua.
Posting Komentar untuk "Bentuk-Bentuk Interaksi Sosial"