Apa itu Seni Tradisional? Jenis – Jenis Seni Tradisional di Indonesia
Jumlah kesenian tradisional di Indonesia sangat banyak dan jenisnya sangat beragam. Tak hanya itu, kesenian tradisional yang dimiliki Indonesia ini terbilang unik karena tidak mungkin ditemukan di negara lain, bahkan di daerah berbeda yang masih berada dalam satu kawasan Nusantara.
Di berbagai daerah di Indonesia, mungkin kita akan menjumpai beberapa jenis kesenian yang memiliki beberapa kemiripan. Berikut ini akan dijelaskan berbagai seni tradisional yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia.
Kesenian Wayang
Salah satu kesenian tradisional yang populer di kalangan masyarakat tanah air dan dunia adalah wayang.
Kata wayang berasal dari Bahasa Jawa, wayangan yang berarti sumber ilham untuk menggambarkan wujud tokoh yang akan dibawakan dalam sebuah cerita. Kesenian Wayang adalah salah satu jenis kesenian tertua karena sudah dikenal sejak 1500 SM.
Dahulu, kesenian wayang digunakan sebagai media penyampai dakwah dengan berbagai cerita yang mendidik dan memotivasi. Namun, dalam perkembangannya, kesenian ini mulai digunakan sebagai media penceritaan kisah tertentu seperti Mahabarata, bahkan sebagai media hiburan.
Banyak sekali jenis wayang yang ada di Indonesia, di antaranya adalah wayang kulit, wayang golek, dan wayang orang. Dalam pementasannya, kesenian wayang biasa dimainkan oleh seorang dalang, kecuali dalam pertunjukan wayang orang yang sudah menggunakan scenario, seperti halnya dalam pertunjukan drama.
Kesenian Kuda Lumping
Kuda lumping adalah salah satu kesenian lain yang juga terkenal di kalangan masyarakat, terutama golongan menengah kebawah. Kesenian yang berasal dari daerah Jawa ini disebut jathilan atau jaran kepang.
Dalam pementasannya, kuda lumping menampilkan sekelompok orang yang menunggangi kuda buatan sambil menari. Biasanya kuda buatan itu terbuat dari anyaman bambu yang dibentuk menyerupai kuda. Untuk lebih menghidupkan kesan kuda, anyaman tadi dihias dengan aneka cat warna-warni dan hiasan lainnya.
Biasanya, kesenian kuda lumping ini dimainkan oleh sekelompok orang yang berdandan seperti prajurit kerajaan yang menunggang kuda. Perlengkapan seperti pecut kuda pun tidak lupa mereka bawa. Para pemain kuda lumping ini akan berlenggak-lenggok sambil sesekali melakukan tarian.
Namun, seiring perkembangannya, beberapa penampilan kuda lumping ada yang menyuguhkan berbagai atraksi mendebarkan seperti memakan beling serta atraksi magis lain seperti kesurupan, dan sebagainya.
Berdasarkan catatan sejarah asal mula kemunculan kesenian kuda lumping tidak ada yang mengetahuinya secara pasti. Sejarah mengenai asal usul kuda lumping berkembang melalui riwayat verbal yang diturunkan dari generasi ke generasi.
Salah satu sumber menyebutkan bahwa konon kesenian ini muncul sebagai bentuk apresiasi rakyat jelata terhadap perjuangan Pangeran Diponegoro dalam melawan penjajah Belanda.
Namun, ada juga sumber lain yang menyebutkan bahwa kesenian kuda lumping ini sebagai gambaran kisah perjuangan Raden Patah dan Sunan kalijaga dalam mengusir penjajah dari tanah Jawa.
Tak hanya itu, ada juga versi yang menyebutkan bahwa kesenian kuda lumping merupakan refleksi dari kisah pasukan Mataram di bawah komando Raja Mataram, Sultan Hamengku Buwono I ketika mengusir penjajah Belanda.
Reog Ponorogo
Reog merupakan salah satu kesenian tradisional yang berasal dari Jawa Timur bagian Barat Laut, tepatnya di daerah Ponorogo. Jika Anda pernah berkunjung ke Ponorogo, tentu akan melihat gerbang Kota Ponorogo yang dihias oleh sosok gemblak dan warok.
Dua tokoh tersebut dipastikan selalu hadir dalam setiap pementasan kesenian reog Ponorogo. Reog Ponorogo merupakan salah satu kesenian tradisional Indonesia yang masih kental dengan nuansa mistis, klenik, dan kebatinan yang kuat.
Mengenai asal-usulnya, setidaknya terdapat 5 versi cerita yang beredar dan populer di masyarakat. Dari kesemuanya itu tidak ada satupun yang sama.
Namun, intinya adalah kisah tentang raja Ponorogo yang mempunyai niat untuk melamar Dewi Ragil Kuning yang merupakan Putri Kediri, namun di tengah perjalanan, sang raja dicegat oleh Raja Kediri, yaitu Singabarong.
Kala itu, pasukan Raja Singabarong terdiri atas merak dan singa, sedangkan dari Ponorogo diwakili oleh raja Kelono dan wakilnya yang dikawal oleh warok (pria yang menggunakan pakaian hitam dalam tariannya), yang memiliki ilmu hitam mematikan.
Kedua pihak ini melakukan tarian perang dan mengadu ilmu hitam. Para penari biasanya berada dalam pengaruh mistis atau kerasukan saat mementaskan tariannya.
Beberapa saat lalu, reog Ponorogo sempat menghebohkan dan memercikan api amarah masyarakat Indonesia, mengingat seni tradisional yang sekaligus warisan budaya Indonesia ini secara terang-terangan diklaim oleh Malaysia.
Saat itu, Malaysia mengklaim bahwa reog Ponorogo adalah salah satu kesenian dari negaranya. Pernyataan Malaysia ini sontak membuat masyarakat Indonesia, khususnya Ponorogo menjadi berang.
Sintren
Masih berbicara mengenai kesenian tradisional yang berbau mistis yang dimiliki Indonesia, kali ini kita akan membicarakan sintren. Sintren merupakan kesenian berupa tarian yang berasal dari tanah Jawa, tepatnya dari daerah Pekalongan.
Selain berkembang di Pekalongan, kesenian sintren juga cukup popular di wilayah pesisir utara Jawa Tengah dan Jawa Barat, seperti di Brebes, Banyumas, Jatibarang, Pemalang, Cirebon, dan Indramayu. Tarian sintren juga disebut dengan nama tarian Lais.
Alkisah, saat itu Sulandono, yaitu putra dari Ki Baurekso dan istrinya Dewi Rantamsari, menjalin kasih dengan seorang putri dari Desa Kalisalak yang bernama Sulasih.
Mereka menjalin kasih hingga kemudian hubungannya diketahui dan tidak mendapatkan restu dari Ki Baurekso. Sulandono kemudian memutuskan untuk peri bertapa, sedangkan Sulasih lebih memilih menjadi penari.
Meski terpisah, mereka tetap bisa menjalin pertemuan secara gaib. Karena tiap kali Sulasih menari, Dewi Rantamsari selalu memasukkan roh bidadari ke dalam tubuhnya. Roh tersebut kemudian memanggil Sulandono yang sedang bertapa untuk menemui Sulasih.
Mulai saat itu, dalam setiap pertunjukan sintren maka tubuh sang penari akan selalu dimasuki oleh roh bidadari. Namun, hal tersebut hanya bisa terjadi jika si penari masih dalam keadaan suci (perawan).
Ludruk
Berbeda dengan kesenian sintren dan reog yang sebagian besar pertunjukannya menampilkan tarian dan hal-hal mistis, kesenian ludruk lebih kepada menampilkan pertunjukan drama.
Ludruk adalah kesenian tradisional Jawa Timur yang jalan ceritanya selalu mengambil realitas kehidupan masyarakat sehari-hari. Dalam pertunjukannya, ludruk kerap diiringi dengan dagelan atau lawakan dan diiringi oleh gamelan sebagai musik utama pertunjukannya.
Layaknya sebuah pertunjukan drama pada umumnya, jalan cerita ludruk diisi dengan berbagai dialog dan monolog.
Namun, tujuan dari dialog dan monolog dalam ludruk lebih bersifat menghibur dan membuat penontonnya tertawa. Bahasa penyampaian dalam ludruk biasanya menggunakan bahasa khas jawa Timur, meski tak jarang pula ada bintang tamu yang menggunakan bahasa lain.
Apakah ludruk sama dengan ketoprak? Sekilas memang mirip, namun tidak sama. Karena ketoprak biasanya mengambil sumber cerita dari kisah-kisah zaman dulu, baik itu sejarah maupun dongeng. Sedangkan kisah ludruk disesuaikan dengan keseharian masyarakat yang biasanya berasal dari kalangan wong cilik.
Kesenian Tradisional Lainnya
Selain beberapa kesenian tradisional yang sudah disajikan tadi, masih banyak kesenian lain yang lahir dan berkembang di Indonesia, diantaranya kesenian Ondel-ondel (Betawi), Badawang (Jawa Barat), dan lain-lain.
Kesenian yang berkembang di masing-masing tempat memiliki berbagai ciri khas yang berbeda dengan kesenian lainnya. Sayang, minat generasi penerus bangsa saat ini dalam menghidupkan kesenian daerah tidak sebesar minat pendahulunya.
Nah, itulah sekilas pembahasan mengenai seni tradisional yang terdapat di Indonesia. Agar tidak terjadi kasus serupa ketika Malaysia mengklaim kesenian reog ponorogo sebagai milik Negara mereka, sudah sepantasnya generasi muda mencintai kesenian dan kebudayaan sendiri. Lebih jauh dari itu, mereka harus bangga karena memiliki seni tradisional tersebut. Semoga.
Posting Komentar untuk "Apa itu Seni Tradisional? Jenis – Jenis Seni Tradisional di Indonesia"