Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Seni Rupa Prasejarah: Lukisan-Lukisan Gua dan Bebatuan

sumber Andi Hasbi Jaya on flickr.com
 
Peninggalan seni rupa prasejarah terdapat pada dinding-dinding gua yang melukiskan atau menceritakan kehidupan manusia pada zaman tersebut. 

Pada zaman prasejarah, kepercayaan terhadap ruh sangat kuat sehingga karya seni rupa simbolik dan penuh perlambangan. Zaman prasejarah dibagi menjadi tiga, yaitu zaman batu, zaman logam, dan zaman batu besar.

Seni Rupa Prasejarah di Zaman Batu

Era kehidupan pada zaman batu adalah Nomaden yaitu selalu berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat lain dan tidak pernah menetap. Dari cara kehidupan, mereka meninggalkan karya sederhana.

Kebiasaan berpindah-pindah meninggalkan bekas torehan dengan warna-warna dari bahan-bahan alam. Kemampuan mereka adalah membuat alat untuk menunjang kepentingan hidup, seperti kapak batu.

Periode zaman batu dikelompokkan menjadi tiga periode, yakni zaman batu tua atau disebut paleolithikum, kemudian zaman batu tengah atau disebut mesolitikum, dan zaman batu muda atau disebut neolitikum.
 
Pada tradisi pembuatan alat-alat tradisional dengan batu, di Indonesia dikenal dengan dua jenis utama. Yaitu, teknik perkakas batu yang disebut tradisi kapak perimbas dan tradisi serpih yang dikembangkan di Indonesia sejak zaman batu tua. Pada zaman batu muda, baru ditemukan tanda-tanda pembuatan alat-alat dari tulang dan tanduk binatang.

Dari semua perkakas yang dibuat pada masa atau zaman batu, jenis kapak yang menonjol adalah kapak perimbas, yaitu kapak yang digenggam dan berbentuk masif. Teknik pembuatannya masih kasar dan tidak mengalami perkembangan dalam waktu panjang.

Seni Rupa Prasejarah di Zaman Logam

Pada periode masa ini, manusia prasejarah mulai membuka diri untuk menerima bentuk peradaban dari luar kelompoknya. Peninggalan pada zaman logam ini antara lain nekara, kapak, dan bejana, dengan teknik cor atau cetak nekara. Zaman ini tidak meninggalkan banyak peninggalan karena kurun waktu yang pendek.
 
Peninggalan berupa cetak nekara adalah seperti periuk, kuali yang dianggap sebagai barang pusaka dan digunakan untuk upacara adat, dipukul seperti genderang. 

Selain dipakai untuk upacara adat, cetak nekara dipakai sebagai mas kawin. Salah satunya adalah moko, yaitu nekara yang berasal dari Pulau Alor. Zaman logam dikelompokkan menjadi tiga periode, yaitu periode zaman tembaga, periode zaman perunggu, dan periode zaman besi.

Seni Rupa Prasejarah di Zaman Batu Besar

Zaman megalitikum adalah zaman ketika manusia sudah mulai meninggalkan kebiasaan berpindah tempat dan mulai bercocok tanam. 

Timbullah anggapan bagaimana tanah menjadi sesuatu yang sakral, membangkitkan gairah untuk memanfaatkannya, dan mulai menjinakkan binatang-binatang. 

Perubahan tersebut akhirnya meninggalkan perkakas baru. Konsep kepercayaan pada zaman ini adalah konsepsi tentang kematian, roh orang mati tidak lenyap. 

Orang yang mati biasanya dibekali bermacam-macam barang keperluan sehari-hari, seperti perhiasan dan pernak-pernik lain yang ikut serta dikuburkan.
 
Peninggalan periode zaman batu besar dapat dilihat dari bentuk bangunan antara lain:
 
1. Menhir adalah tugu batu besar sebagai pelambangan terhadap nenek moyang dan dijadikan tempat pemujaan.

2. Sarkofagus adalah peti mati berbentuk seperti sebuah lesung lengkap dengan penutupnya.

3. Punden berundak adalah bangunan yang terdiri dari susunan batu berundak-undak sebagai tempat pemujaan roh nenek moyang.

4. Dolmen adalah batu besar menyerupai meja dengan penyangga batu kecil yang dipakai untuk menyimpan sesaji.

5. Arca adalah lambang ketua suku atau orang yang memiliki pengaruh. Arca memiliki kesan magis, religius, dan spiritual.

Seni Rupa Prasejarah di Asia dan Australia

Seni rupa prasejarah identik dengan lukisan-lukisan menakjudkan di dinding gua, yang dalam bahasa Inggris disebut rock painting atau cave painting. 

Tradisi melukis di dalam gua ini tidak hanya dimiliki oleh ras-ras tertentu, melainkan merupakan tradisi universal yang dimiliki banyak ras di belahan bumi berbeda. Inilah beberapa lokasi ditemukannya lukisan gua di Asia dan Australia.

1. Asia Tenggara

Ditemukan beberapa lukisan gua di Thailand, Malaysia, Indonesia, dan Burma. Di Malaysia, lukisan gua tertua ditemukan di Gua Tambun, Perak. Lukisan tersebut diperkirakan berusia 2.000 tahun.

Ditemukan juga lukisan gua di Taman Nasional Gua Niah Malaysia yang usianya sekitar 1.200 tahun. Seorang antropolog bernama Ivor Hugh Norman Evans yang mengunjungi Malaysia di awal tahun 1920-an menemukan beberapa suku tradisional yang masih melukis di dinding-dinding gua. 

Para anggota suku menambahkan penggambaran benda-benda modern pada lukisan mereka, seperti mobil.
 
Sementara itu di Indonesia, lukisan cap tangan ditemukan di Maros, Sulawesi. Selain itu ditemukan juga 38 gua yang memiliki lukisan dinding di dalamnya, di area Sangkulirang, Kalimantan. 

Adapun di Burma, tepatnya di gua-gua Padah-Lin ditemukan lukisan-lukisan berumur 11.000 tahun dan ditemukan juga beragam peralatan batu.

2. India

Sisa-sisa kehidupan di gua batu Bhimbetka di India menunjukkan awal keberadaan manusia di India. Dari berbagai peninggalan, diyakini manusia sudah mendiami tempat tersebut sejak 100.000 tahun silam. 

Lukisan di dinding gua pertama di sana dipercaya muncul dari periode Mesolitikum, yakni sejak 12.000 tahun silam. Tema lukisan dinding yang paling banyak ditemukan adalah tema kelahiran, tarian-tarian tradisional, upacara-upacara ritual keagamaan, hingga gambar hewan.

3. Australia

Di Australia pun ditemukan lukisan gua. Salah satu lukisan prasejarah tersebut ditemukan di wilayah Kakadu. 

Alat yang digunakan untuk mewarnai lukisan tersebut bukan bahan organik, sehingga proses penanggalan karbon untuk mengetahui usia lukisan tidak bisa dilakukan. Oleh karena itu para ahli menentukan usia lukisan sesuai tema lukisan dan bahan pembuat lukisan.
 
Ditemukan juga lukisan dinding berwarna merah di dataran tinggi Arnhem. Lukisan tersebut menggambarkan jenis burung yang mirip dengan burung emu yang memiliki leher panjang. 

Para ahli menyimpulkan bahwa burung tersebut adalah jenis burung purba raksasa spesies Genyornis. Burung raksasa yang sempat hidup di dataran Australia ini diperkirakan punah sekitar 40.000 tahun silam. 

Kepulauan Whitsunday di Australia juga memiliki amat banyak koleksi lukisan dinding gua. Lukisan-lukisan tersebut diperkirakan dibuat oleh suku Ngaro. Uniknya, selain menggambarkan kehidupan manusia dan hewan, lukisan-lukisan tersebut juga terkadang tidak berbentuk dan terlihat abstrak.

Seni Rupa Prasejarah di Afrika dan Eropa

Di Taman Drakensberg, Afrika Selatan, ditemukan lukisan-lukisan dinding gua yang diperkirakan berusia 3.000 tahun. Lukisan-lukisan tersebut diperkirakan dibuat oleh bangsa San yang menetap di area itu sekitar 8.000 tahun silam. 

Seni rupa prasejarah ini menggambarkan manusia dan hewan, serta mencerminkan kepercayaan keagamaan masyarakatnya. Di benua Afrika, ternyata lebih banyak jenis lukisan yang menggambarkan sosok manusia jika dibandingkan dengan di benua Eropa. 

Selain di Afrika Selatan, ditemukan juga lukisan gua di Namibia; yang diperkirakan dibuat sekitar tahun 23.000 – 25.000 SM.
 
Banyak juga lukisan ditemukan di sebelah tenggara Algeria, tepatnya di area pegunungan Tassili n’Ajjer. Di tempat itu, ada sekitar 15.000 jenis lukisan di bebatuan dan dinding gua yang menunjukkan migrasi hewan, pergantian iklim, serta kehidupan masyarakat di gurun Sahara pada masa lalu. 

Situs prasejarah ini kini dijadikan salah satu situs warisan dunia UNESCO. Ada juga lukisan yang ditemukan di Libya, Nigeria, Tibesti, dan negara-negara lain yang berada di kawasan gurun Sahara.
 
Sementara itu di Eropa, lukisan-lukisan prasejarah paling banyak ditemukan di Prancis dan Spanyol. Kebanyakan lukisan tersebut menggambarkan hewan-hewan purba. 

Selain di Prancis dan Spanyol, ditemukan juga lukisan seni rupa prasejarah di Inggris, Finlandia, dan Bulgaria. Lukisan-lukisan tersebut menggambarkan kehidupan dan budaya masyarakat di masa lalu.

Mas Pujakusuma
Mas Pujakusuma "Visi Tanpa Eksekusi Adalah Halusinasi" - Thomas Alva Edison

Posting Komentar untuk " Seni Rupa Prasejarah: Lukisan-Lukisan Gua dan Bebatuan"