Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Mengenal Lebih Dekat Suku Asmat di Papua

 image by Fadli Muhamad Akbar Sa'un on flickr.com

Pada postingan artikel kali ini kita akan membahas tentang Suku bangsa yang ada di Indonesia. Dan pada ulasan berikut ini kita akan lebih spesifik membahas tentang salah satu suku yang ada di wilayah Indonesia timur yaitu di tanah Papua.

Mengenal Adat Suku Asmat

Di Indonesia, kita mengenal banyak sekali suku adat yang menyebar dari timur hingga bagian barat negeri ini. Mereka memiliki ciri khas unik yang tidak dijumpai pada suku bangsa yang lain. Salah satunya adalah adat suku Asmat yang unik dan bisa kita temukan di pulau paling timur Indonesia ini.
 
Suku Asmat merupakan salah satu suku dari sekian banyak suku yang hidup di tanah Papua dan sangat terkenal dengan keahlian mereka dalam menciptakan seni ukir kayu yang unik dan indah. 

Tidak hanya budaya seni berupa ukir-ukiran saja yang menarik untuk dipelajari, adat suku Asmat yang lain juga patut untuk Anda ketahui

Ciri-Ciri Suku Asmat

Orang – orang dari suku Asmat memiliki postur tubuh yang tinggi, besar, dan terlihat sangat tegap. Secara keseluruhan, mereka memiliki warna kulit dan rambut yang relatif gelap. Rambut mereka umumnya keriting dan berhidung mancung.

Mata pencaharian mereka umumnya adalah berladang, mulai dari ubi, wortel, jagung, serta mencari sagu. Selain itu mereka juga beternak ayam dan babi. Kadang untuk memenuhi kebutuhan makanan, orang suku Asmat juga melakukan perburuan babi hutan, burung, atau memancing ikan dan udang.

Orang suku Asmat memiliki cara menghias diri mereka secara unik. Mereka seringkali menghias tubuh mereka dengan warna merah, hitam, dan putih. Warna merah didapat dari tanah merah, hitam didapatkan dari arang, sedangkan putih diperoleh dari kulit kerang yang sudah dihancurkan.

Berbagai Adat Suku Asmat

1. Kelahiran
 
Tak ada upacara khusus dan hampir sama dengan prosesi kelahiran di suku lainnya. Bayi yang baru lahir kemudian dibersihkan dan tali pusarnya dipotong dengan bambu yang disebut sembilu.
 
2. Pernikahan
 
Salah satu adat istiadat suku Asmat bisa dilihat pada upacara pernikahannya. Tidak ada ritual khusus yang benar – benar tertulis, akan tetapi ketika ada seorang laki-laki dan seorang wanita dari suku Asmat yang berniat untuk menikah, maka pihak laki-laki wajib “membeli” wanita pilihannya tersebut.

Caranya? Caranya adalah dengan menawarkan mas kawin berupa piring antik serta uang yang nilainya disamakan dengan sebuah perahu Johnson (sejenis kapal perahu motor yang biasanya digunakan melaut).
 
Bila pihak laki-laki memberikan uang mas kawin dengan harga yang kurang dari harga kapal Johnson tersebut, ia tetap boleh menikah dan tinggal bersama istrinya tapi harus tetap melunasi hutang mas kawinnya.
 
3. Kematian
 
Adat suku Asmat dalam acara kematian mungkin akan membuat orang lain bergidik. Jika orang yang meninggal itu adalah seorang kepala suku, maka mayatnya akan diawetkan dan dipajang di depan rumah adat mereka. Jika orang tersebut adalah masyarakat biasa, maka jasadnya akan dikuburkan seperti biasanya.
 
Upacara kematian akan diiringi oleh tangisan dan nyanyian dalam bahasa Asmat. Hal yang akan membuat orang lain bergidik adalah adanya acara pemotongan jari salah satu anggota keluarga yang meninggal. 

Artinya, untuk setiap kali ada anggota keluarganya yang meninggal dunia maka mereka akan memotong satu ruas jari mereka sebagai penghormatan.

4. Sistem pemerintahan
 
Di bidang pemerintahan, Suku Asmat mempunyai seorang kepala suku atau kepala adat yang sangat mereka hormati. Namun, kepala suku Asmat akan menjalankan tugasnya sesuai dengan kesepakatan masyarakat, sehingga kehidupan suku Asmat relatif harmonis.
 
Bila kepala adat meninggal, maka kepemimpinan akan diserahkan kepada marga keluarga lain yang dihormati warga (dituakan). Kepemimpinan ini juga bisa diserahkan pada seseorang yang berhasil mendapat kemenangan dalam peperangan.
 
5. Perang
 
Dalam sebuah peperangan, orang – orang dari suku Asmat menggunakan senjata berupa busur dan panah. Menurut adat suku Asmat, musuh yang sudah mati akan dibawa ke kampung oleh pihak pemenang perang. 

Setelah itu mayatnya akan dipotong dan dibagikan pada masyarakat untuk dimakan bersama. Tentu saja hal ini tidak ditemukan lagi di masa sekarang.

Mengetahui Bahasa Suku Asmat

 image by papua box on flickr.com

Bahasa suku Asmat merupakan alat komunikasi diantara masyarakat suku Asmat, yang banyak tersebar di wilayah Papua. 

Seperti yang kita pahami bahwa bahasa adalah salah satu alat pemersatu dan pelengkap paling dasar dalam kehidupan manusia. Dengan bahasa, maka setiap orang dalam sebuah komunitas bisa saling berinteraksi secara intensif.
 
Bahasa pula yang sedianya bisa menjadi penumbuh rasa nasionalisme dan penyelesai konflik karena absennya bahasa berarti satu individu dengan individu lain dalam konteks keberhubungan dalam sebuah masyarakat menjadi terputus.
 
Bahasa suku Asmat, menjadi alternatif efektif di kalangan suku Asmat dikala masih banyak orang disana yang belum mengerti dan paham menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa kesehariannya. 

Sebagaimana yang kita pahami bahwa suku Asmat adalah salah satu suku pedalaman yang ada di Papua yang memang masih belum terjangkau oleh teknologi, sehingga kehidupan mereka masih cukup tradisional, termasuk juga dalam soal penggunaan bahasanya.

Bahasa Kesatuan

Seperti halnya suku-suku yang lain, suku Asmat memiliki bahasa sendiri yang kebanyakan hanya dimengerti oleh kalangannya sendiri saja. Adapun bahasa yang dipakai oleh mereka adalah bahasa yang diwariskan secara turun – temurun oleh nenek moyang mereka dan sudah berumur ribuan tahun. 

Dalam komunikasi sehari-harinya, mereka tak hendak menghilangkan bahasa leluhur dan nenek moyang sekalipun. Meski kini sudah banyak diantara mereka yang sudah menguasai bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional.
 
Fungsi bahasa bagi suku Asmat sangat penting peranannya, diantaranya untuk media komunikasi, saling bercengkrama, mendamaikan pihak-pihak yang bertikai, dan sarana yang mampu melekatkan satu sama lainnya untuk memupuk rasa kesatuan dan persatuan diantara sesama anggota suku. 

Ada banyak bahasa yang terdapat di pedalaman suku Asmat. Sebuah penelitian menyebutkan, masing-masing suku yang mencapai ratusan mempunyai bahasanya sendiri, untuk saling berkomunikasi. 

Jangan heran, jika satu wilayah atau kampung yang jaraknya saling berdekatan tidak saling mengerti bahasa satu dengan yang lainnya.
 
Diperlukan bahasa persatuan yang bisa menjembatani disparitas diantara mereka. Bahasa Indonesia merupakan bahasa nasional menjadi alternatif pemersatu itu. 

Sehingga mungkin saja berbekal alasan itulah, kini makin banyak para tetua adat atau suku yang sudah menguasai bahasa Indonesia. Diharapkan bisa ditularkan kepada anggotanya yang lain tanpa menghilangkan sama sekali semantik bahasa daerah Papua tersebut.

Selayang Pandang

Dalam konteks catatan sejarah, Papua mulai diungkap berawal dari tulisan tentang New Guinea, di masa kedatangan bangsa portugis sekitar abad ke-16. 

Mayoritas penduduk Papua memiliki bentuk fisik seperti: kulit gelap, berbulu lebat, dan rambutnya yang keriting. Dari tanda-tandanya tersebut, terlihat secara jelas adanya keterkaitan suku Asmat dengan suku asli bangsa Australia, Aborigin.
 
Itulah ulasan tentang adat dan bahasa suku Asmat yang menjadi salah satu pemerkaya bahasa dan adat istiadat kekayaan kultural bangsa Indonesia. Semoga bermanfaat dan bisa menambah ilmu pengetahuan kita semua.

Mas Pujakusuma
Mas Pujakusuma "Visi Tanpa Eksekusi Adalah Halusinasi" - Thomas Alva Edison

Posting Komentar untuk " Mengenal Lebih Dekat Suku Asmat di Papua"