Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Kebaya Sunda, Salah Satu Kekayaan Budaya Sunda dan Indonesia

sumber gambar by Ayudha Wedding on flickr.com
 
Kebaya merupakan pakaian nasional khas Indonesia. Di negara Indonesia, kebaya terdiri atas berbagai macam. Mulai dari kebaya khas Sumatera, Jawa, hingga yang menjadi ikon kebaya seluruh Indonesia, yaitu kebaya Sunda.
 
Kebaya khas Sunda memang menjadi satu busana kebaya yang banyak diminati oleh semua kalangan. Tidak hanya karena modelnya yang cukup sederhana, pakaian kebaya dari Sunda pun juga dapat diimplementasikan oleh banyak orang, tidak terkecuali dengan anak muda.
 
Trend fashion yang saat ini berkembang dengan pesat tidak membuat kebaya dari tanah Pasundan ini tenggelam dan ditinggalkan. Banyak aplikasi-aplikasi lain yang bisa ditambahkan ke dalam pakaian tradisional Indonesia ini.
 
Sehingga pakaian ini mampu mengikuti tren busana modern. Bahkan, di berbagai kesempatan atau acara-acara formal, baju kebaya ini masih banyak dipilih sebagai busana yang tepat untuk digunakan.

Kebaya Wanita Sunda

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, busana kebaya merupakan busana nasional untuk para wanita Indonesia. Semua perempuan di Indonesia menjadikan busana kebaya sebagai busana yang anggun dan kharismatik.
 
Serta mencerminkan pribadinya sendiri, khususnya bagi wanita Sunda. Namun, seiring dengan berkembangnya waktu dan zaman, pemakaian kebaya pun mengalami perubahan. Pemakaian kebaya, khususnya kebaya Sunda saat ini masih belum diketahui secara menyeluruh oleh para wanita.
 
Dengan begitu, menjadi hal yang sangat biasa jika dalam perkembangannya, banyak wanita yang masih belum selaras dalam menggunakan kain kebayanya. Banyaknya modifikasi, mix and match, inovasi, dan inovasi-inovasi lain yang membuat penggunaan kain kebaya yang baik menjadi semakin bergeser.
 
Dalam perkembangannya, pemakaian kain kebaya khas Sunda memang sudah semakin berkembang. Berbagai tren busana saat ini masuk ke perkembangan penggunaan kain kebaya bagi wanita Sunda.

Namun, jika ditelisik lebih dalam, banyak hal-hal yang sebenarnya tidak menjadi ciri dalam penggunaan kebaya bagi wanita Sunda.
 
Menurut Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Prov. Jabar, ciri khas dalam berbusana kain kebaya Sunda adalah sebagai berikut;

Kain Batik

Secara umum, masyarakat banyak beranggapan bahwa kain batik yang berkembang di Jawa Barat berasal dari Kebudayaan Jawa, khususnya Jawa Tengah.
 
Namun, hal tersebut sebenarnya tidak sepenuhnya benar karena dari Naskah Kuna Siksa Kandang Karesian sarga XVII dan XVIII tahun 1440 Saka atau sekitar 1518 M, dijelaskan bahwa ada banyak macam kain atau lebih dikenal dengan motif kain batik yang berkembang di Indonesia, terutama di Pulau Jawa.
 
Motif-motif tersebut berkembang dan menyebar di seluruh wilayah Indonesia. Motif-motif kain menurut Naskah Kuno Siksa Kandang Karesian sarga XVII dan XVIII, di antaranya adalah kembang muncang, ragen panganten, cecempaan, mangin riris, silih ganti dan kalangkang ayakan.

Kemudian ada motif sameleg, anyam cayut, hujan riris, kampuh jayanti, surat awi, bebernatan, sigeji, lusian besar, jayanti, pasi, parigi nyengsoh, papakanan, paparanakan, gagang senggang, gaganjar, seumat sahurun, poleng rengganis, dan boeh alus.
 
Motif-motif kain batik tersebut hingga saat ini masih belum diketahui secara pasti, daerah mana yang menjadi produsen pertama dari motif kain batik. 

Hal tersebut juga tercantum dalam Naskah Kuno Siksa Kandang Karesian sarga XVII dan XVIII yang menyebutkan bahwa seluruh motif dari kain batik hanya diketahui oleh ahli tekstil yang dahulunya disebut dengan pangeuyeuk.
 
Dari sekian banyaknya jenis motif kain batik yang telah disebutkan dalam Naskah Kuno Siksa Kandang Karesian sarga XVII dan XVIII tersebut, saat ini sudah banyak perubahannya.
 
Mulai dari perubahan nama, corak, hingga punahnya beberapa motif batik tersebut. Hal inilah yang menyebabkan bagaimana awal dan perunutan kain batik Sunda dan Jawa sulit untuk dibedakan.

Beragam Kain Batik

Beberapa budayawan di Indonesia pernah melakukan perbincangan mengenai jenis kain batik khas Jawa Barat. Dari perbincangan tersebut, di buatlah keputusan sementara bahwa ada beberapa ciri khas dari kain batik Jawa Barat. 

Kain batik yang memiliki ciri, motif, maupun warna dasar khas Jawa Barat di antaranya adalah sebagai berikut.

1. Batik Garutan
 
Batik Garutan merupakan kain batik yang berasal dari Garut, Jawa Barat. Kain batik ini memiliki latar dasar lebih cerah. Seperti warna yang bernuansa putih, kuning muda, atau gading.
 
Motif kain batik Garutan sendiri banyak menggunakan motif Rereng dengan segala variasi coraknya. Menurut beberapa budayawan, kain batik Garutan ini memiliki kemungkinan besar untuk berkembang.
 
Perkembangan kain batik Garutan ini bisa dilakukan dengan menambahkan banyak motif di kain batik Garutan dengan aneka warna yang lebih variatif. Dalam perkembangannya, beberapa jenis kain batik Garutan ini sering digunakan untuk keperluan dalam upacara pengantin.

2. Batik Ciamisan
 
Batik Ciamisan merupakan batik yang berasal dari daerah Ciamis. Batik ini memiliki latar dasar yang berwarna merah marun dengan motifnya yang dipenuhi dengan corak Rereng tradisional. Saat ini, batik Ciamisan sudah mengalami kemunduran, bahkan sudah dinyatakan tidak berkembang lagi.

3. Batik Bantenan
 
Sesuai dengan namanya, batik ini berasal dari daerah Banten, Jawa Barat. Batik ini dikenal dengan latarnya yang berwarna biru lengkap dengan berbagai nuansa warna yang senada. Corak dari kain batik ini biasanya dihiasi dengan bentuk flora dan corak geometrik.

4. Batik Trusmian
 
Batik ini berasal dari wilayah Cirebon. Batik ini memiliki latar dasar berwarna pastel dengan nuansa variasi warna seperti abu, gading, coklat muda, hijau, dan biru. Motif yang digunakan dalam batik Trusmian di antaranya adalah mega, matahari, arsitektur gaya Cirebon, ombak, batu karang, mega, bintang, flora, dan fauna.

5. Batik Dermayon
 
Batik ini berasal dari Indramayu, Jawa Barat. Batik ini memiliki latar dengan warna-warna cerah, seperti warna merah, putih, kuning, biru, dan hijau. 

Motif dalam batik ini biasanya dihiasi dengan ornamen berbentuk geometris, flora dan fauna, khususnya fauna laut. Selain itu, batik ini juga memiliki nuansa ornamen yang berbau kebudayaan China.
 
Hingga saat ini, perkembangan batik-batik Jawa Barat sangatlah beragam. Ada batik yang berkembang mengikuti tren mode dan selera pasar. Ada pula batik yang masih melestarikan ciri khas dari daerahnya masing-masing.

Kebaya

Dalam sejarahnya, penggunaan kebaya bagi wanita Sunda memang sudah menjadi warisan budaya sejak dulu. Penggunaan kebaya pada wanita Sunda ini dapat ditelusuri dengan meneliti kebiasaan wanita Sunda.
 
Mereka menjadikan kebaya sebagai busananya sehari-hari. Mulai dari kebaya yang sederhana hingga bisana kebaya modern. 

Berikut adalah perkembangan busana kebaya wanita Sunda dari dulu hingga masa kini:

Masa Awal

Pada masa ini, wanita Sunda berbusana kebaya dengan hanya menggunakan kemben yang ditutupi oleh sehelai selendang. Ketika itu, busana kebaya masih sangat sederhana, sehingga cara pemakaiannya pun masih sangat minim.

Masa Zaman Pertengahan

Pada zaman pertengahan, wanita Sunda mengubah cara pemakaian busana kebaya menjadi lebih variatif. Wanita Sunda sudah menggunakan baju dengan model baju kurung. Pada saat itu, baju tersebut lebih dikenal dengan sebutan baju salontreng.

Masa Kini

Seperti yang sudah banyak diketahui, saat ini baju kebaya sudah banyak mengalami perubahan. Mulai dari model, penggunaan, hingga model-model kebaya modern.
 
Sekarang ini baju kebaya sangat beragam, diantaranya adalah baju kebaya corak Sartika dan baju kebaya corak Cowak. Baju kebaya corak Sartika dilengkapi dengan pemakaian surawe atau lidah.

Selain itu corak Sartika juga dilengkapi dengan Kraag. Untuk corak Cowak, baju kebaya memiliki bentuk segi empat, segi lima, atau variasi lainnya.
 
Hingga saat ini, baju kebaya Sunda memiliki berbagai variasi yang terus berkembang. Hal ini dikarenakan pengaruh mode atau trend fashion yang terus berkembang.
 
Demikianlah pembahasan mengenai baju kebaya Sunda yang dapat disampaikan, semoga bermanfaat.

Mas Pujakusuma
Mas Pujakusuma "Visi Tanpa Eksekusi Adalah Halusinasi" - Thomas Alva Edison

Posting Komentar untuk "Kebaya Sunda, Salah Satu Kekayaan Budaya Sunda dan Indonesia"