Suku-Suku Di Indonesia
Negara Indonesia adalah negara yang terkenal mempunyai banyak pulau sehingga disebut juga sebagai negara maritim. Satu lagi keistimewaannya yaitu suku-suku di Indonesia yang sangat banyak jumlahnya.
Suku-suku di Indonesia tersebut tersebar dari ujung barat sampai ujung timur. Suku sendiri di definisikan sebagai sebuah golongan sosial dan menjadi identitas yang paling mendasar dan umum serta terbentuk berdasarkan latar belakang tempat kelahiran seseorang maupun latar belakang keluarganya.
Selain itu, suku digunakan sebagai acuan identitas suku bangsa atau kesukubangsaan. Suku sebagai sebuah identitas pada dasarnya merupakan pengenalan atau pengakuan terhadap seseorang sebagai bagian dari sesuatu golongan yang dilakukan berdasarkan atas serangkaian ciri-cirinya yang merupakan satu satuan yang bulat dan menyeluruh.
Misalnya suku Jawa yang mempunyai ciri-ciri tertentu seperti kebudayaan Jawa dan bahasa Jawa. Ada pengertian suku yang lain menurut Everett Hughes.
Everett Hughes menyatakan bahwa suku bukan merupakan satu unit sosial yang dapat ditentukan berdasarkan tingkat pengukuran tertentu atau perbedaan-perbedaan yang dapat diamati secara nyata, sebaliknya keberadaan suatu suku bangsa lebih ditentukan karena mereka yang berada dalam lingkaran satu suku bangsa (the ins).
Dan, mereka yang di luar lingkaran suku bangsa tersebut (the outs), berbicara, merasa, dan bertindak sebagai dua kelompok yang terpisah satu dengan yang lain.
Selain terkenal sebagai negara kepulauan, Indonesia juga terkenal dengan berbagai macam seni dan tradisi. Seni dan tradisi tersebut menyebar di seluruh suku-suku di Indonesia.
Suku-suku tersebut antara lain suku Baduy (Banten), suku Aceh (Kabupaten Aceh Besar), suku Jawa (Pulau Jawa), suku Ambon (Kota Ambon), suku Alor (Kabupaten Alor), Suku Anak Dalam (Jambi), suku Batak (Sumatera Utara), suku Bangka di Bangka Belitung, suku Banjar (Kalimantan Selatan), Suku Batin (Jambi), suku Bawean (Bangka Belitun), Suku Bentong (Sulawesi Selatan), Suku Betawi (Jakarta), Suku Bima (Kota Bima).
Suku Asmat (Kabupaten Asmat), Suku Biak (Kabupaten Biak Numfor), Suku Dani (Lembah Baliem Papua), Suku Arfak (Manokwari), Suku Kamoro (Mimika), Suku Pamona (Kabupaten Poso), Suku Pasemah (Sumatera Selatan), Suku Pesisi (Tapanuli Tengah), Suku Rawa (Riau), Suku Rejang (Bengkulu), Suku Rote (Kabupaten Rote Ndao), Suku Sekayu (Sumatera Seletan).
Suku Serawai (Kabupaten Bengkulu Selatan, Suku Simeulue (Kabupaten Simeulue), Suku Sumbawa (Kabupaten Sumbawa), Suku Sumba (NTT), Suku Una-Una (Sulawesi Tengah), Suku Ulu (Sumatera Utara).
Budaya Suku-Suku di Indonesia
Suku-suku di Indonesia yang sangat banyak tersebut tentu saja mempunyai kebudayaan yang berbeda-beda pula. Budaya tersebut terbentuk dari beberapa faktor di antaranya:
1. Bahasa
Bahasa sangat memengaruhi budaya suku-suku di Indonesia. Karena bahasa adalah hal yang paling penting. Mengapa demikian? Karena bahasa adalah alat untuk berkomunikasi.
Bayangkan saja jika suatu tempat tidak mempunyai bahasa. Maka di tempat tersebut tidak akan ada interaksi sesama manusia. Bahasa sendiri bersifat konvensional.
Konvesional sendiri dimaksudkan di sini bahasa digunakan atas dasar kesepakatan. Ketika suatu suku mempunyai bahasa tertentu, dan oleh seluruh anggota suku membuat kesepakatan bahwa bahasa tersebut adalah bahasa yang digunakan, maka secara langsung bahasa tersebut dapat digunakan di tengah-tengah masyarakat.
Bahasa di setiap tempat berbeda, hal itulah yang memengaruhi kebudayaan suatu daerah. Suku-suku di Indonesia yang mempunyai bahasa-bahasa yang berbeda tersebut, dapat disebut sebagai bahasa daerah.
Indonesia adalah negara yang multikultural. Salah satunya bila dilihat dari bahasa yang digunakan. Karena, minimal bahasa daerah tersebut digunakan pada saat berkomunikasi dengan sesama suku.
Bahasa daerah tersebut, dapat bertahan, tergantung orang yang menggunakannya. Maka disarankan, bila mempunyai seorang anak, maka ajarilah dia dengan bahasa ibu, yakni bahasa asli setempat.
Selain untuk melestarikan bahasa daerah, juga untuk menambah kosakata serta kemampuan berbahasa anak. Kembali ke budaya dan suku-suku di Indonesia tadi.
Begitu banyaknya bahasa yang ada pada suku-suku merupakan identitas. Karena minimal bahasa ini digunakan pada saat ritual atau acara-acara tertentu. Acara tersebut misalnya saja adalah ketika ada hajatan pernikahan.
Pada acara ini, biasanya bahasa daerah muncul di dalam ritual ataupun hiburan. Selanjutnya bahasa daerah yang muncul ketika ada upacara atau ritual yang berhubungan dengan kepercayaan ataupun budaya, misalnya saja labuhan atau gunungan. Maka, bahasa yang digunakan adalah bahasa daerah.
2. Lingkungan
Lingkungan atau cara hidup sangat memengaruhi suku-suku di Indonesia. Termasuk cara pertahan hidup. Misalnya saja suku yang berdiam atau bertempat tinggal di tepi pantai dengan suku yang mendiami hutan, tentu saja mempunyai budaya yang berbeda. Perbedaan tersebut dimulai dari mencari makanan.
Suku yang hidup di tepi pantai mencari makanan dengan cara berlayar, sedangkan suku yang hidup di hutan mencari makanan dengan berkebun, bercocok tanam atau memanfaatkan hasil hutan.
Perbedaan suku-suku tersebut juga dari caranya mempertahankan diri. Suku-suku yang hidup di hutan, mereka mempertahankan diri dari bahaya binatang buas sehingga mereka membuat rumah panggung yang lebih tinggi dari tanah yang mereka pijak. Sedangkan, suku yang hidup di tepi pantai, ia mempertahankan diri dari badai yang menerjang.
3. Ketersediaan Makanan juga Sarana Penunjang
Sarana penunjang seperti rumah sakit, kendaraan, sekolah juga mempengaruhi budaya di suatu daerah. Misalnya saja ketersediaannya rumah sakit. Suku-suku yang tinggal di daerah semacam ini, dekat dengan rumah sakit, biasanya ketika anggotanya ada yang sakit, langsung dibawa ke rumah sakit tersebut.
Berbeda ketika suku yang tidak ada berbagai macam fasilitas seperti kendaraan dan rumah sakit sedang menderita sakit. Maka yang terjadi orang tersebut akan disembuhkan dengan cara yang tradisional, dan menggunakan cara-cara yang kuno.
Misalnya dengan berdoa dan melakukan suatu ritual, karena yang sakit tersebut dianggap dirasuki roh jahat, sehingga harus dikeluarkan.
Bahasa Indonesia, Bahasa Pemersatu Suku-suku di Indonesia
Indonesia yang multikultural, Bhineka Tunggal Ika, meskipun bersuku-suku tetapi tetap satu jua. Menandakan meskipun Indonesia mempunyai banyak pulau dengan banyak keanekaragaman hayati, bahasa, budaya, adat istiadat, namun Indonesia merupakan satu kesatuan.
Alat pemersatu suku-suku di Indonesia tersebut adalah bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia merupakan alat pemersatu bangsa. Dari ujung timur ke ujung barat negara Indonesia mempunyai ratusan bahasa daerah, dan tanpa bahasa kesatuan, masing-masing orang dari daerah tersebut tidak dapat berkomunikasi.
Maka apalah jadinya, jika suatu negara tidak mempunyai bahasa kesatuan, maka cepat akan lambat bahasa tersebut akan hancur. Mengapa terjadi demikian? Karena sudah tidak ada lagi alat yang digunakan sebagai media berkomunisi, karena pada dasarnya, manusia adalah makhluk sosial yang butuh berinteraksi dan membutuhkan orang lain.
Dan, semua itu berjalan jika adanya bahasa. Suku-suku di Indonesia mengakui bahwa bahasa Indonesia adalah bahasa persatuan, maka dari itu mereka harus bisa menggunakan bahasa Indonesia. Meskipun begitu, bahasa ibu tetap tidak boleh dilupakan, karena Indonesia kaya berkat suku-suku yang ada di Indonesia.
Jika bahasa sudah tidak ada lagi, apa jadinya suku-suku tersebut kehilangan bahasa pemersatu. Pentingnya menjaga bahasa persatuan, dengan tidak meninggalkan bahasa daerah.
Agar keduanya saling bersinergi dan dapat semakin memperkaya khasanah bangsa Indonesia. Dengan cara minimal setiap anak mempunyai dan mengenal dua bahasa.
Dua bahasa tersebut adalah bahasa Ibu, yang dalam hal ini berarti bahasa daerah, dan bahasa Indonesia. Suku-suku di Indonesia tetap harus mempertahankan kerukunan dan budayanya masing-masing, tanpa harus meninggalkan identitasnya.
Apabila ini berjalan baik, maka bahasa daerah akan terus hidup, tidak seperti sekarang ini, bahasa daerah semakin kekurangan penuturnya.
Posting Komentar untuk " Suku-Suku Di Indonesia"