Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Peran dan Fungsi Budaya Lokal Sebagai Jati Diri Bangsa

 

credit image by pixabay
 
Di tengah derasnya gelombang dan arus globalisasi yang menghajar kehidupan bangsa ini, budaya barat yang liberal telah menjadi nafas bagi sebagian besar anak muda bangsa kita. 

Saat ini, hampir semua tayangan dan cara berpikir bebas ala barat telah diserap oleh generasi muda kita tanpa adanya filter yang baik. Sehingga yang muncul kemudian adalah tindakan anarkis yang didasarkan pada asas demokrasi dan moderat.

Benarkah hanya dengan cara anarkis yang akan dapat menyelesaikan setiap masalah? Inilah ciri bangsa yang belum sepenuhnya dewasa, bangsa yang masih berpikir bahwa demonstrasi adalah tindakan yang paling baik dalam menyampaikan aspirasi, baik aspirasi kepada pemerintah maupun masyarakat itu sendiri. 

Di sinilah sebenarnya peran dan fungsi budaya lokal sebagai alat untuk memahami pemikiran bangsa kita yang masih kanak-kanak.

Ketika kita belum beranjak dewasa karena belum paham betul dengan budaya sendiri, budaya asing dengan gencar menyerang. akibatnya kita menjadi kehilangan arah dan kehilangan jati diri bangsa. Dalam memahami budaya lokal, kita harus memahami corak dari setiap tradisi masyarakat yang plural.

Kita harus mengarahkan dan menambahkan keyakinan bahwa kearifan budaya lokal yang berkembang di suatu wilayah adalah ajaran yang benar. 

Sebab, seringkali suatu tradisi lama dianggap tidak lagi sesuai dengan tuntutan zaman sehingga tradisi tersebut ditinggalkan oleh penganutnya. Hingga pada akhirnya budaya lokal itu lama-lama hilang dan berganti dengan kelompok masyarakat yang kehilangan jati diri mereka.

Kita harus memahami bahwa aspek-aspek budaya lokal dari keyakinan masyarakat perlu ditingkatkan karena dengan aspek-aspek budaya lokal kita akan lebih toleran terhadap nilai-nilai budaya lokal tersebut. 

Dengan cara tersebut akan menghasilkan kebudayaan lokal yang kuat dan rasa cinta terhadap bangsa sendiri sehingga kita akan lebih mengenal diri sendiri daripada mengenal orang lain.

Bukankah begitu yang ilmu sosiologi ajarkan? Kenalilah diri sendiri sebelum mengenal orang lain, demikian pun dengan kehidupan berbangsa, kenalilah budaya bangsa kita sendiri dulu sebelum mengenal budaya bangsa orang lain.

Mengingat peran dan fungsi tersebut, kita sebagai bangsa Indonesia dalam rangka memelihara jati diri bangsa harus melaksanakan pembinaan terhadap masyarakat modern Indonesia untuk kembali mencintai kebudayaan lokal. 

Pembinaan budaya lokal ini harus dikemas dengan menarik sehingga masyarakat modern yang tinggal di perkotaan tidak berpikiran bahwa budaya lokal itu kampungan dan ortodok.

Pembinaan masyarakat modern yang cenderung liberal melalui pendekatan budaya lokal bisa disampaikan melalui pertuntukan kesenian. 

Para seniman lokal harus mampu menyampaikan misi-misi moral yang terkandung dalam budaya lokal. Konsep budaya lokal serta filsofi sebuah ajaran tradisional yang universal harus disampaikan dengan penuh kesadaran.

Tujuannya tentu saja agar masyarakat modern yang sudah hedonis, kapitalis, anarkis, dan kehilangan jati diri dapat menghormati dan memahami budaya lokal tempat dia berdiri. 

Pembinaan budaya lokal pada masyarakat modern melalui kesenian dipandang sebagai cara yang efektif dan efisien karena dapat diterima oleh semua kalangan, baik muda maupun tua.

Pesan yang terkandung dalam pertunjukan kesenian biasanya mengingatkan kita agar senantiasa mencintai kerarifan budaya dan memelihara kerukunan berbangsa dan bernegara, mengingat kerukunan menjadi masalah vital dalam masyarakat yang beragam seperti Indonesia.

Dalam wacana kehidupan budaya asing yang carut marut ini, kita harus meningkatkan kualitas kehidupan budaya lokal. Kembali mencintai budaya masing-masing. Menjadikan kerarifan lokal sebagai pondasi untuk mengenali jati diri.

Kebudayaan Tradisional dalam Permainan Tradisional

Berdasarkan pandangan dan pendapat, kebudayaan tradisional dapat menyumbangkan nilai bagi kehidupan modern, dan betapa kehidupan modern tidak dapat melepaskan diri dari mata rantai budaya masa lalu. 

Di dalam kebudayaan tradisional terdapat beberapa unsur budaya salah satunya adalah pemainan tradisional anak, yang lambat laun terlupakan oleh zaman.

Permainan Tradisional Masyarakat Sunda

Anak-anak sekarang banyak yang tidak mengenal lagi bentuk permainan tradisional. Hal tersebut dikarenakan beberapa faktor seperti; anak-anak lebih mengenal permainan-permainan modern seperti video game,  permainan elektronik lainnya, sudah tidak ada lahan permainan, tanah lapang sudah banyak dibangun perumahan, mall, dan pusat pembelanjaan lainnya

Setiap daerah memiliki permainan tradisional yang berbeda. Di masyarakat jawa barat misalnya, terdapat banyak permainan tradisional. Pada umumnya, permainan tersebut bersifat kelompok dan memainkannya diselingi atau dibarengi dengan nyanyian.

beberapa contoh permainan tradisional masyarakat Sunda, seperti oray-orayan, gatrik, gobak, sondah, galah, turih oncom, gebokan, dan masih banyak lagi yang lainnya.

Kelebihan dan Manfaat Permainan Tradisional untuk Anak

Permainan tradisional anak memberi keterampilan fisik, memupuk sikap sosial, baik berupa kerjasama, gotong royong, persahabatan, latihan bergaul, sikap menghormati, dan rasa setia kawan. Permainan tradisional umumnya tumbuh spontan, penuh dengan keakraban, penuh dengan sikap kegembiraan.

Permainan tradisional adalah salah satu pembelajaran, menumbuhan sikap demokrasi pancasila, karena pada dasarnya semua permainan tradisonal adalah “dari anak, oleh anak, dan untuk anak”

Menumbuhkan sikap memimpin, karena dalam permainan tradisional, anak-anak yang mengatur, mereka pulalah yang diatur, dan mereka membuat peraturan sendiri. Apabila sudah bosan maka mereka sendirilah yang mengakhirinya.

Kondisi Sekarang

Permainan tradisional sekarang menjadi permainan yang mahal, sudah jarang ditemukan. Walaupun ada di pelosok-pelosok pedesaan. Sore hari dan malam bulan adalah waktu anak berkumpul dan bermain. Kini anak-anak lebih asik diam di rumah, mengerubuni televisi, bermain video game.

Anak-anak sekarang lebih banyak disodorkan permainan modern yang sifatnya individual dan dapat dibeli di toko-toko. Permainan modern saat ini tumbuh subur, menjadi sasaran perdagangan dan target industri dan merupakan bisnis yang menguntungkan.

Peluang untuk menghidupkan kembali permainan tradisional memang sangat sulit di kondisi sekarang, namun masih ada peluang agar anak-anak mengenal dan bermain, yaitu dengan cara-cara berikut:

1. Menginventarisasikan permainan-permainan tradisional, bisa dalam bentuk video, foto atau gambar, tulisan-tulisan,

 2. Dulu, permainan tradisional tidak hanya dimainkan di lapangan atau lahan, namun dimasukkan dalam permainan di kegiatan ekstralulikuler pramuka tingkat Siaga, di Sekolah Dasar (SD). Hal ini bisa dilakukan kembali, dengan memasukkan permainan tradisional di sela-sela kegiatannya.

 3. Kondisi perumahan atau daerah di perkotaan sulit tersedia tanah lapang atau lahan untuk bermain anak. Hal ini perlu kerjasama semua pihak yang terkait, dengan menyediakan lahan bermain untuk anak.

Demikianlah ulasan tentang Peran dan Fungsi Budaya Lokal Sebagai Jati Diri Bangsa. Semoga bermanfaat untuk para pembaca semua.

Mas Pujakusuma
Mas Pujakusuma "Visi Tanpa Eksekusi Adalah Halusinasi" - Thomas Alva Edison

Posting Komentar untuk "Peran dan Fungsi Budaya Lokal Sebagai Jati Diri Bangsa"